Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara, tepatnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Cara untuk mencapai Pulau Komodo adalah dari Kupang, ibukota NTT, wisatawan kemudian naik pesawat menuju Ende (kota di Pulau Flores). Perjalanan dilanjutkan menuju Labuhanbajo menggunakan mini-bus selama sepuluh jam, kemudian menyeberang menuju Pulau Komodo menggunakan speed-boat selama 2 jam. Wisatawan mancanegara dikenai biaya masuk pulau adalah USD 5 per orang sedangkan Rp 25.000,00/orang untuk wisatawan domestik (Maret 2008). Pada tahun 1910 orang Belanda menamai pulau di sisi selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini dengan julukan Pulau Komodo. Cerita ini berawal dari Letnan Steyn van Hens Broek yang mencoba membuktikan laporan pasukan Belanda tentang adanya hewan besar menyerupai naga di pulau tersebut. Steyn lantas membunuh seekor komodo tersebut dan membawa dokumentasinya ke Museum and Botanical Garden di Bogor untuk diteliti. Ada juga versi lain mengatakan bahwa Pulau Komodo berasal dari kata Ko dan Modo yang berarti tempat tinggal Suku Modo. Kemudian hewan tersebut terkenal hingga saat ini.
Baru-baru ini komodo terpilih sebagai satu dari tujuh keajaiban alam dunia versi new7wonders. Berikut adalah sedikit mengenai hewan komodo itu sendiri.
Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat Ora. Hewan yang termasuk ke dalam kelas reptilia ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup. Komodo tak memiliki indera pendengaran, meski memiliki lubang telinga. Biawak ini mampu melihat hingga sejauh 300 m, namun karena retinanya hanya memiliki sel kerucut, hewan ini agaknya tak begitu baik melihat di kegelapan malam. Komodo menggunakan lidahnya untuk mendeteksi rasa dan mencium stimuli, lidahnya ini yang menuntunnya di kegelapan. Komodo memiliki lidah yang panjang, berwarna kuning dan bercabang. Air liur komodo sering kali bercampur sedikit darah karena giginya hampir seluruhnya dilapisi jaringan gingiva dan jaringan ini tercabik selama makan.
Kondisi ini menciptakan lingkungan pertumbuhan yang ideal untuk bakteri mematikan yang hidup di mulut mereka. Dengan kata lain, lidahnya adalah senjata mematikan bagi mangsanya. Bakteri yang paling mematikan di air liur komodo agaknya adalah bakteri Pasteurella multocida yang sangat mematikan. Bakteri-bakteri tersebut menyebabkan septikemia pada korbannya; jika gigitan komodo tidak langsung membunuh mangsa dan mangsa itu dapat melarikan diri, umumnya mangsa yang sial ini akan mati dalam waktu satu minggu akibat infeksi. Oleh karena itu, meskipun, hewan ini sangat terlihat eksotis sangat tidak disarankan untuk mendekatinya atau bahkan mencoba-coba membelainya.
Dan itulah sangat sedikit tentang hewan Komodo yang benar-benar adalah naga, dan masih hidup hingga saat ini. Lalu, bagaimana dengan Pulau Komodo itu sendiri. Apakah ada keindahan lain yang bisa diandalkan untuk memperkuat identitasnya sebagai tujuan wisata eksklusif. Ada beberapa tempat wisata yang dapat menjadi andalan selain hewan komodo itu sendiri.
Itulah beberapa gambaran singkat potensi wisata hewan Komodo dan sekitaran Pulau Komodo yang penulis ketahui. Jika dilihat perjalanan menuju ke lokasinya pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mungkin yang diharapkan setelah Komodo terpilih menjadi new 7 wonders adalah adanya paket wisata dengan biaya terjangkau bagi masyarakat Indonesia secara umum. Tidak hanya wisataawan mancanegara dan orang-orang kaya Indonesia saja yang bisa menikmatinya tetapi juga wisatawan domestik Indonesia secara umum. Tulisan ini di-posting untuk menyemarakkan berita besar terpilihnya komodo sebagai new 7 wonders of nature yang diambil dari berbagai sumber termasuk http://www.kedirizone.com/2016/07/pesona-pulau-komodo.html